Setelah penantian panjang, The 1975 merilis album terbaru mereka, Being Funny In A Foreign Laguage, pada 14 Oktober 2022. Sebelum The 1975 merilis seluruh album mereka, empat lagu dirilis, yaitu “Part of The Band”, “Happiness”, “I’m in Love with You”, dan “All I Need to Hear”.
Album bertema monokrom yang dominan terdiri dari sebelas judul lagu, dua di antaranya berisi lirik yang lebih eksplisit.
“The 1975” adalah intro album, yang dimulai dengan iringan piano dan up-tempo. Lagu ini mencoba merefleksikan kondisi generasi muda di tengah situasi dunia yang kacau balau. Setelah teks selesai, kegelisahan yang disebabkan oleh tempo cepat berubah menjadi nada buram dalam iringan gitar dan saksofon.
Seperti judulnya, “Happiness” menjanjikan cara berbeda untuk menggambarkan perasaan bahagia karena sedang jatuh cinta. Lagu ini terasa lebih percaya diri berkat melodi yang ceria dan lirik yang menggoda. Keyakinan ini juga terlihat dalam video musiknya yang lebih cerah dan lebih kuat terkait dengan era 80-an.
“Mencari seseorang (mencintai”) kembali menggunakan nada periang, namun lebih eksplisit sebagai bentuk kebencian terhadap orang yang pernah dicintainya. Lagu menjauh dari perilaku pindah dengan mencari pasangan baru. Namun, rasa cemburu berubah menjadi balas dendam, mengubah perburuan menjadi kompetisi untuk melihat siapa yang lebih baik.
‘Part Of The Band’ sebagai lagu pertama yang dirilis sebelum album terdengar tidak biasa. Iringan awal didominasi oleh instrumen orkestra yang tidak ortodoks, namun saat iringan gitar mulai dimainkan, lagu menjadi lebih pelan. Meski demikian, cukup banyak kritik sosial yang disampaikan dalam liriknya. Video musiknya juga mencoba menciptakan kegelisahan dengan menghadirkan nuansa sureal seperti film-film klasik dari era monokrom. Salah satu adegan di dalamnya, saat Matty menaiki rongsokan mobil, menjadi cover album tersebut.
“Oh Caroline” menciptakan perasaan menggoda dan ringan. Lagu ini seolah menjadi salah satu bentuk eksperimen The 1975 dalam menciptakan romansa yang lebih intim. Namun, lirik yang ia bawakan tak jauh dari kekecewaan atas kepergian orang-orang tersayang. Satir bunuh diri mudah dikenali dalam konteks novel modern yang sangat membutuhkan kesempatan kedua.
“I’m In Love With You” kembali monokrom, bahkan videonya mengambil tema yang sama dengan lagu “Change of Heart” yang dirilis 6 tahun sebelumnya. Matty kembali ke make-up badut dan adegan pantomim, tetapi dengan cuaca cerah dan humor yang lebih khas. Setelah bertemu kembali dengan orang yang dicintainya, Matty mencoba menunjukkan bahwa dunia bisa menjadi tempat yang lebih baik daripada badut yang memaksa. Seperti namanya, perasaan cinta diekspresikan dengan cara yang lebih bersahabat, seolah-olah Anda baru pertama kali mengalaminya.
“All I Need To Hear” sekali lagi membangkitkan kebutuhan akan pengakuan dari orang lain dengan nada yang lebih pelan dan santai. Dalam video tersebut, lagu tersebut mengiringi perasaan sang vokalis terhadap band yang telah menjadi bagian penting dalam hidupnya. Seolah bernegosiasi dengan orang lain melalui telepon, Matty memulai dengan monolog panjang tentang nasib dan impian kelompoknya. Ia mencoba menenangkan kegelisahannya dengan berjalan menyusuri taman sebelum akhirnya membawakan lagunya secara live.
“Winter” telah menjadi genre pop yang menyenangkan, seperti tahun sekolah menengah tahun 2000-an. Lirik lagu ini juga selayaknya mencerminkan peran keluarga dan lebih seperti curahan hati seorang anak kecil jelang Natal. “Human Too” melembutkan suasana gembira menjadi lebih gelap. Liriknya kembali berbicara tentang kesulitan dalam hubungan cinta, tidak jauh dari meminta maaf dan menerima kesalahan dalam wujud manusia.
“About You” adalah satu-satunya lagu yang tidak dinyanyikan oleh Matty, tetapi dengan suara yang berbeda. Charlie Holt mencapai tempat yang tepat dengan memainkan perannya setelahnya Paduan suara Kedua. Lagu ini mengingatkan pada album awal The 1975 dengan nada gelap.
“When We’re Together” melanjutkan nuansa yang sama, dengan secara khusus menyebut New York City sebagai latarnya. Namun lagu ini mulai menyalurkan rasa rindu menjadi menyalahkan diri sendiri sebagai bentuk tangisan.
Lagu Teratas
“Happiness” berhasil menjadi salah satu lagu populer yang menarik perhatian sejak pertama kali didengarkan. Bukan kebetulan juga jika lagu tersebut mendapat perlakuan khusus, sama seperti versi rilisnya. pengeditan lantai dansa dan video berwarna untuk album Menjadi Lucu dalam Bahasa Asing berurusan dengan nuansa monokrom.
Di sisi lain, “Oh, Caroline” justru menghirup udara segar sebagai lagu yang lebih luwes, apalagi jika dipadukan dengan iringan perkusi. Lagu ini lebih cocok untuk pengiring tarian, meski “Happiness” ada versinya pengeditan lantai dansa. Lagu ini juga sepertinya menjadi jawaban ketika sebagian besar rilisan The 1975 dikenali dengan pola mewah yang serupa dan menjadi membosankan karena kepopulerannya.
“About You” juga menarik perhatian para penggemar The 1975, terutama untuk liriknya yang menyampaikan perasaan yang mirip dengan lagu-lagu band yang paling memilukan. Matty sendiri setuju bahwa lagu tersebut merupakan tindak lanjut dari “Robbers” melalui Spotify Story.
Meski tidak memiliki banyak lagu yang beredar setelah bertahun-tahun hiatus, “Menjadi Lucu Dalam Bahasa Asing” secara keseluruhan patut diapresiasi. Album ini lebih terasa seperti comeback daripada kesempatan untuk mengeksplorasi genre mereka lebih jauh. Dengan demikian, rasa rindu para penggemar cukup terpuaskan, karena rilisan lagu-lagu di dalamnya tidak melupakan ciri khas The 1975.